-->

Dasar-dasar Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan

Pakar Evaluasi - Pada dasarnya Evaluasi Program pada prinsipnya merupakan satu bagian integral dari evaluasi pendidikan pada umumnya. Evaluasi program bukan saja ada didalam proses belajar mengajar, tetapi evaluasi program memiliki penggunaan yang lebih luas, yaitu dilakukan pada program yang merupakan hasil keputusan pemegang kebijakan untuk diprorioritskan pelaksanaanya, sepertinya misalnya program studi ataupun program yang dilaksanakan di masyarakat, misalnya program pembangunan gedung laboratorium atau proyek penelitian yang terkait dengan kepentingan masyarakat.

Evaluasi program pada umumnya sangat memperhatikan semua elemen diklat yang berperan mendukung tercapainya tujuan lembaga. Selain itu kemajuan terknologi membawa manfaat dan kemudahan yang luar biasa, hal ini pastinya merupakan satu keuntungan tersendiri bagi seorang yang mau memanfaatkan kemudahan teknologi tersebut. Penguasaan evaluasi program juga bisa dilakukan melalui mempelajari teori secara luas dan mendalam kemudian dilanjutkan melalui kegiatan paraktis yang terencana. Selain itu evaluasi program juga dikembangkan dari beberapa pilar manajemen atau konsep pengelolaan, yaitu monitoring, evaluasi dan control. 

Proses evaluasi program agar mencapai hsail yang baik perlu mengikuti beberapa prinsip penting, seperti jujur, sistematis, dan terstruktur. Jujur merupakan syarat dan harus didukung dengan data yang perlu diperhatikan oleh siapapun yang terlibat dalam proses penilaian. Prosedur evaluasi program dilakukan secara sistemastis yaitu menyesuaikan dengan system yang ada sehingga tidak mempengaruhi kinerja orang-orang yang terlibat dalam program. 

Dasar-dasar Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan



Hasil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hasil secara kuantitas berupa nilai dengan rentang 0-10 atau 0-100 0 berarti tidak ada manfaat dan 10 berarti sangat berhasil.

Sejarah Evaluasi

Manusia pasti menghadapi problem baik itu berasal dari dalam diri maupun dari lingkungan disekitarnya. Evaluator baik subjek maupun objek yang dievaluasi sebaiknya juga memiliki kepribadian yang menjunjung tinggi kejujuran dalam bekerja, integritas pribadi, dan komitmen terhadap tugas pokoknya, serta objektif dalam melakukan penilaian.

Evaluator dalam evaluasi program dapat dibedakan menjadi dua yaitu evaluator internal dan eksternal, evaluator internal memiliki peran melaporkan kinerja dan potensi lembaga dari aspek internal lembaga atau diklat. Evaluator eksternal melakukan analisis dan melakukan penilaian terhadap lembaga yang dievaluasi atas dasar laporan hasil evaluasi diri para evaluator internal.

Akutabilitas merupakan kewajiban dari para pimpinan lembaga untuk memeberikan jawaban secara transparan terhadap apa yang telah dipercaya kepadanya. Oleh karena itu, mereka juga mempunyai hak untuk memperoleh kesejahteraan atas apa yang mereka lakukan untuk perkembangan dan kemajuan lembaga.

Posisi Evaluasi Program

Program dapat diartikan sebagai rencana kegiatan yang mempunyai sifat kontinu dan diimplementasikan secara intesif, serta komprehensif. Ada dua batasan operasional penting yang sering ditemui dalam pembahasan evaluasi program yaitu evaluator internal dan eksternal.

Model mempunyai arti sama dengan paradigm. Model secara umum dapat berarti pola sesuatu yang akan dibuat. Termaksud pola evalusi misalnya evalusai berorientasi tujuan, pola evaluasi CIPP dan sebagainya. Termaksud menjadi model antara lain goal oriented model, descrepency evaluation model dan Goal free.

Para ahli atau seseorang atau tim yang telah memiliki ilmu pengetahuan khusus tentang evaluasi secara komprehensif baik melalui jalur pendidikan atau bidang keahlian ataupun para guru senior yang telah dibina dan diberi pelatihan khusus tentang evalusi program maupun evaluasi pendidikan.

Tingkatan Implementasi dalam Evaluasi Program

Pihak yang memiliki peranan yang sangat menentukan dalam evaluasi program adalah pihak penyelenggara evaluasi program, tim evaluasi yang terdiri dari para evaluator dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengimplentasikan evaluasi program. Mengenai besarnya jumlah responden yang dilibatkan biasanya berkaitan secara positif dengan banyak dan besarnya data evaluasi yang diperlukan.

Tingkatan evaluasi program, menurut gay pada umumnya mencakup tiga tingkat dalam setiap siklus, yaitu tingkat perencanaan, proses dan hasil evaluasi. Tingkat perencanaan evaluasi mencakup beberapa kegiatan antaranya adalah melakukan analisis situasi, menentukan tujuan, menentukan mengembangkan instrument, dan perancangan strategis kegiatan. Dalam tingkatan proses ini evaluator menentukan keputusan atas dasar peristiwa selama pelaksanaan evaluasi dari program atau proyek dievaluasi.

Strategi kegiatan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam strategi, yaitu strategi gemuk, normal, dan kurus. Strategi kegiatan gemuk adalah strategi yang ketika hasil yang kita rencanakan sesuai atau bahkan lebih baik. Strategi kegiatan normal dilakukan dengan perhitungan banyak hambatan yang muncul, tetapi hasil evaluasi masih memenuhi syarat normatif, dan strategi kegiatan kurus diterapkan ketika penyelenggara diklat menyadari hambatan yang dihadapi sangat besar, hasil yang ditetapkan minimal sehingga perlu menyiapkan tambahan bukti fisik pendukung.

Desain Evaluasi Program

Desain evaluasi bermanfaat terutama bagi evaluator dalam melakukan proses evaluasi, para evaluator memiliki pedoman mengenail hal yang hendak dilakukan dengan melihat tahapan-tahapan yang telah dibuat lebih dahulu. Desain secara luas adalah semua proses yang diperlukan oleh peneliti untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Desain evaluasi secara sempit dapat diartikan sebagai gambaran secara jelas tentang pemaparan permasalahan evaluasi hubungan antara bahan, teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan sehingga baik para evaluator maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan permalsalahan dengan ubahan yang ada dalam konteks studi evaluasi dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian.

Pengumpulan Informasi Evaluasi Program

Satu komponen yang tidak boleh dilewati oleh para evaluator yaitu komponen pengumpulan data atau informasi evaluative, informasi evaluative yaitu data yang dikumpulkan oleh seseorang evaluator secara terencana dan intensif dan diadminstarsi secara sistematis untuk keperluan pengambilan keputusan tentang evaluasi program. Empat teknik pengumpulan informasi evaluative yang dimaksud, yaitu angket, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Para evaluator datang dan mencari informasi dari dokumen yang relevan dan mendukung kegiatan program atau proyek yang berkaitan erat dengan focus evaluasi. Ada tiga cara koleksi data evaluative dilakukan oleh para evaluator, ketiga cara tersebut yaitu mengadministrasikan instrument local, instrument standard an mencatat secara natural. 
Mengenai sumber informasi evaluasi program, dapat dibedakan menjadi dua yaitu, sumber informasi atau data yang ada atau exiting data dan sumber data asli yaitu data yang muncul dan diperoleh dari orang-orang terlibat secara langsung. Pengukuran yaitu bagian evaluasi yang memiliki tujuan untuk menghasilkan data atau informasi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.


Mengembangkan Instrumen Evaluasi Program

Instrumen evaluasi program dilihat dari sisi objek yang diukur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu objek nyata dan objek yang bersifat abstrak. Objek nyata tersebut diukur dengan alat ukur transaksional sedangkan alat ukur objek abstrak yaitu misalnya perilaku, persepsi dan sikap responden yang biasnya dibuat dengan menggunakan skala ukur nominal, ordinal, interval dan rasio.

Untuk mendapatkan data evaluasi, seorang evaluator bisa menggunakan cara melalu tes dan nontes. Dengan alat ukur tes , evaluator dapat mengukur konstruk subjek atau objek yang dievaluasi. Alat ukur non tes digunakan para evaluator ketika responden diberi kesempatan secara luas untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan evaluative yang direncanakan para evaluator.

Daftar cek atau chek list adalah salah satu alat evaluasi yang juga termaksud alat ukur rating. Alat ini banyak digunakan oleh para evaluator karena cara pembuatannya yang sederhana dan sedikit latihan saja bisa menggunakanya. Daftar cek pada prinsipnya merupakan metode pencatat apakah suatu karakteristik ada atau tidaknya pada suatu subjek atau objek yang dievaluasi.

Analisis dan Interpretasi Data

Agar tetap dapat mengendalikan data jumlah dan volumenya besar, evaluator perlu mengadministrasinya secara sistematis dan komprenhensif. Tujuan administrasi informasi evaluative diantaranya adalah mengurutkan data sesuai dengan masukan data pada tim evaluator , mengelompokan data sesuai dengan ubahan informasi, memasukkan data ke paket program analisis data, menentukan formulasi yang relevan atau menuju ke langkah interpretsai data lebih sistematis dan lebih intesif.

Data evaluasi program dapat dibedakan menjadi dua macam data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif, analisis statistika inferensial merupakan analisis kuantitatif lainnya yang digunakan oleh para evaluator untuk menggunakan data dari suatu sampel dan hasilnya digunakan untuk menggenaralisasikan populasi evaluasi. Analisis korelasi  merupakan evaluasi statistika inferensial yang sering digunakan oleh para evaluator untuk mencari apakah ada hubungan variable dalam suatu studi.

Analisis regeresi bisa berupa simple dan multiple regression atau regresi sederhana dan ganda untuk menggambarkan proses dimana beberapa ubahan bebas digunakan untuk memprediksi ubahan yang lainnya. Data kualitatif, yaitu data atau informasi yang dikumpulkan dalam bentuk fenomena yang muncul secara alami dari responden secara natural dan tidak melalui transfer dalam rangka atau kuantitatif. Informasi dianalisis dengan menggunakan prinsip analisis data kualitatif, yaitu mereduksi, menampilkan data, dan verifikasi data.

Sumber : Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan
Facebook Comments

0 komentar