2 Model Evaluasi Program Yang Sering Digunakan Dalam Mengevaluasi Kegiatan Sekolah | Pendapat Pakar
Pendapat Pakar - 2 Model Evaluasi Program Yang Sering Digunakan Dalam Mengevaluasi Kegiatan Sekolah, Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus ini meupakan model yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program . evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap komponen. Model ini menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah rill.
Kesenjangan yang yang dapat dievaluasi dalam program pendidikan meliputi:
- Kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan program.
- Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan yang benar-benar direalisasikan.
- Kesenjangan antara status kemampuan dengan standar kemampuan yang ditentukan.
- Kesenjangan tujuan
- Kesenjangan mengenai bagian program yang dapat diubah.
- Kesenjangan dalam system yang tidak konsisten. Oleh karena itu model evaluasi ini memeiliki lima tahap yaitu desain, instalasi, proses, produk dan membandingkan.
Model Persesuaian (Goal Oriented Evaluation Model)
Model ini dikembangkan oleh Tyler. Objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program.
Tyler menggambarkan pendidikan sebagai suatu proses yang didalamnya terdapat tiga hal yang perlu dibedakan, yaitu tujuan pendidikan, pengalaman belajar, dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi pada dasarnya dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai efektifitas kurikulum atau program pengajaran yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya. Mengingat tujuan-tujuan pendidikan itu mencerminkan perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan pada anak didik, maka yang paling penting dari proses evaluasi adalah memeriksa sejauh mana perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan itu terjadi.
Menurut model ini evaluasi tidak lain adalah usaha untuk memerika persesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh berguna bagi kepetingan penyempurnaan program, bimbingan siswa dan pemberian informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai.
Langkah-langkah evaluasi yang perlu ditempuh didalam proses evaluasi menurut model yang kedua ini Tyler mengajukan 4 langkah pokok yaitu:
Tyler menggambarkan pendidikan sebagai suatu proses yang didalamnya terdapat tiga hal yang perlu dibedakan, yaitu tujuan pendidikan, pengalaman belajar, dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi pada dasarnya dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai efektifitas kurikulum atau program pengajaran yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya. Mengingat tujuan-tujuan pendidikan itu mencerminkan perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan pada anak didik, maka yang paling penting dari proses evaluasi adalah memeriksa sejauh mana perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan itu terjadi.
Menurut model ini evaluasi tidak lain adalah usaha untuk memerika persesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi yang diperoleh berguna bagi kepetingan penyempurnaan program, bimbingan siswa dan pemberian informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai.
Langkah-langkah evaluasi yang perlu ditempuh didalam proses evaluasi menurut model yang kedua ini Tyler mengajukan 4 langkah pokok yaitu:
- Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran. Karena evaluasi diadakan untuk memeriksa sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu sudah dapat dicapai, perlu masisng-maing itu diperjelas rumusannya sehingga memberikan arah yang lebih tegas didalam proses perencanaan evaaluasi yang dilakukan.
- Menetapkan test situation yang diperlukan. Dalam langkah ini ditetapkan jenis-jenis evaluasi yang akan memungkinkan para siswa untuk memperlihatkan perilaku yang akan dinilai tersebut. Situasi-situasi yang dimaksudkan dapat berbentuk demonstrasi, memecahkan persoalan-persolan tertulis memimpin kegiatan kelompok dan sebagainya.
- Menyusun alat evaluasi. Berdasarkan rumusan tujuan dan test situation yang telah dikembangkan dalam langkah-langkah sebelumnya kini dapat ditetapkan dan disusun alat-alat evaluasi yang cocok untuk digunakan dalam menilai jenis-jenis perilaku yang tergambar dalam tujuan tersebut.
- Menggunakan hasil evaluasi. Setelah tes dilaksanakan hasilnya diolah sedemikian rupa agar dapat memenuhi tujuan diadakannya evaluasi tersebut, baik untuk kepentingan bimbingan siswa maun untuk perbaikan program.
Karena setiap program pendidikan menyangkut tujuan yang hendak dicapai, akan lebih tepat jika hasil evaluasi tidak dinyatakan dalam bentuk keseluruhan test tapi dalam bentuk hasil bagian demi bagian dari test yang bersangkutan sehingga terlihat bagian-bagian mana dari program pendidikan yang masih perlu disempurnakan karena belum berhasi mencapai tujuannya.
Demikian artikel ini semoga bisa menjadi tambahan wawasan buat pakarnis sekalian..
2 Model Evaluasi Program Yang Sering Digunakan Dalam Mengevaluasi Kegiatan Sekolah
2 Model Evaluasi Program Yang Sering Digunakan Dalam Mengevaluasi Kegiatan Sekolah