Kehidupan Blaise Pascal
Blaise Pascal terlahir di Clermont
Ferrand pada 19 June 1623. Ayahnya Etienne Pascal, penasehat kerajaan
yang kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the Court of Aids di
kota Clermont. Ibunya wafat saat ia berusia 3 tahun, meninggalkan ia dan
dua saudara perempuannya, Gilberte dan Jacqueline. Pada tahun 1631
keluarganya pindah ke Paris. Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak
ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi matematik. Ayahnya mengajarinya
ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi tidak matematik.
Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-mata
untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa
berexperimen dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus
geometri standar dan memberikan nama rumus tersebut dengan namanya
sendiri.Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari langsung oleh ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras stamina dan kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil menemukan teorema Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah teorema tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar menghitung keseimbangan bentuk, tapi, lebih mendasar dan penting, yang saat itu sama sekali belum pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik tersendiri – geometri proyeksi. Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on Conics, yang diselesaikannya sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi bahasan utama, yang membahas ratusan penghitungan tentang kerucut, juga membahas teorema Apollonius, yang mengagumkan bukan cuma karena usianya yang masih sangat muda saat itu (16 tahun) namun karena penghitungannya juga menyertakan unsure-unsur tangens.
Sumber : www.biografiku.com