LIPI Kembangkan Insinerator Plasma Generasi Terbaru
Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil
mengembangkan insinerator generasi terbaru yang dilengkapi dengan unit
plasma. Insinerator generasi terbaru ini dipergunakan untuk
menyelesaikan permasalahan sampah dengan cepat melalui pembakaran yang
tidak menghasilkan asap yang mencemari lingkungan.
Kandungan racun
pada asap yang dihasilkan dari insinerator dapat dinetralisasi dengan
plasma, sehingga asap yang dihasilkan bersih. Secara lengkap,
hasil-hasil dari penelitian insinerator plasma tersebut akan dipaparkan
dalam Diskusi Publik dan Konferensi Pers bertajuk “LIPI Kembangkan
Teknologi Bersih Pengolah Sampah dengan Insinerator Plasma” pada Jumat,
20 November 2015.
Sampah yang kurang terkelola dengan baik
merupakan persoalan klasik yang terkadang sulit dalam melakukan
penyelesaian pengolahannya. Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan
sampah ini, Indonesia tentu memerlukan terobosan cara pengelolaan sampah
yang baik dan tepat. “Berbagai cara pengelolaan sampah pun telah
dilakukan, mulai dari pemilahan, distribusi, composting, recycling
hingga pengolahan terpadu menjadi energi. Namun, kenyataannya
permasalahan sampah tetap saja menjadi permasalahan serius dan harus
segera dicarikan solusi,” kata Dr. Anto Tri Sugiarto, Peneliti Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI.
Salah
satu solusi pengolahan sampah yang sebenarnya telah lama dikembangkan
oleh LIPI adalah insinerator. Insinerator adalah teknologi pengolahan
sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerator sendiri
dapat didefinisikan sebagai pengolahan termal. "Insinerator sampah
mengubah sampah menjadi abu (ash), gas sisa pembakaran (fuel gas),
partikulat dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan
sebelum dilepas ke lingkungan. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan
sebagai energi," jelas Anto.
Saat ini, lanjutnya, LIPI telah
berhasil mengembangkan insinerator generasi terbaru. Insinerator
tersebut memberikan solusi pembakaran yang lebih bersih dan tidak
mencemari lingkungan. Maklum saja, insinerator yang selama ini ada
kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung tidak diinginkan
penggunaannya dalam proses pengolahan sampah. Hal ini dikarenakan gas
buang hasil pembakaran dari incinerator mengandung gas polutan yang
berbahaya bagi kesehatan.
“Insinerator generasi baru LIPI adalah
insinerator yang dilengkapi dengan unit plasma untuk mengolah gas
buangnya,” tutur Anto. Unit plasma adalah sebuah alat yang menggunakan
metode plasma non-thermal yang menguraikan gas buang yang beracun
menjadi tidak beracun. Metode plasma sendiri adalah teknologi yang
menggunakan proses tumbukan elektron yang dapat mengionisasi dan
menguraikan gas beracun seperti NOx. SOx, dioxin dan furan menjadi gas
yang aman dan dapat dilepas ke lingkungan.
Menurutnya, insinerator
plasma menjadi solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah di
Indonesia. Selain mengolah sampah dengan cepat dalam jumlah banyak,
insinerator plasma ini dapat dibuat dalam skala kecil dan besar.
Insinerator plasma skala kecil dapat ditempatkan pada depo sampah
kelurahan dan kecamatan, sedangkan untuk skala besar dapat ditempatkan
pada tempat pembuangan sementara terpadu (TPST) atau tempat pembuangan
akhir (TPA).
Anto berharap, insinerator generasi terbaru LIPI ini
menjadi solusi teknologi untuk melengkapi pengolahan akhir dari sampah.
Diharapkan pula, hasil penelitian dan pengembangan LIPI tersebut dapat
terus dikembangkan dan dimanfaatkan guna meningkatkan kualitas hidup
masyarakat menuju bangsa Indonesia yang sehat dan peduli akan
lingkungan.
(Lutfi Fauziah)
Sumber :National Geographic Indonesia